Pengamat sosial Sulthan Alfaraby
Nusantaramaju.com - Pengamat Sosial mengajak seluruh pihak di Aceh Barat untuk melakukan validasi sebuah informasi sebelum menyebarkan kepada publik. Hal tersebut disampaikan oleh Sulthan Alfaraby, menanggapi isu-isu hoax atau berita bohong yang marak terjadi di Indonesia kepada wartawan, Rabu (26/10/2022).
Putra Aceh Barat tersebut juga merasa perlu adanya kesadaran bersama untuk mendukung pembangunan secara harmoni dengan cara bijak dalam menggunakan media sosial. Paparnya
"Kita mengajak kepada seluruh elemen masyarakat sipil untuk mengecek setiap info yang beredar di Aceh Barat. Jika ragu, maka jangan disebarkan. Jangan sampai info tersebut ternyata hoax, dan akan membuat gaduh bahkan memicu konflik," ujarnya
Dia juga menyarankan agar masyarakat bertanya terlebih dahulu atau meminta klarifikasi kepada orang atau instansi yang bersangkutan apabila terdapat keraguan terkait suatu informasi.
"Terkadang jari kita sendiri itu berbahaya. Dengan sekali share, maka ada banyak orang yang membacanya. Bagus jika informasinya valid, tapi jika hoax maka bukan hanya merugikan kita sendiri tapi banyak orang. Sebaiknya klarifikasi dulu", tambahnya.
Alfaraby yang juga penulis sejumlah buku edukasi, juga berharap segenap stakeholder mendukung upaya pemantapan komitmen masyarakat membantu pemerintah melawan berita bohong (hoax) yang marak disebarluaskan melalui media sosial.
"Kepada semua yang ada di Aceh Barat agar bisa menjadi virus untuk menyebarkan komitmen melawan hoax ini ke teman-teman di lingkungannya, sehingga kita bisa semakin cerdas menggunakan media sosial," terangnya.
Sekedar informasi, Kemenkominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang telah terindikasi sebagai penyebar informasi palsu.
"Banyak oknum memanfaatkan internet untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya dengan cara menyebarkan konten-konten negatif yang menimbulkan keresahan dan saling mencurigai di masyarakat," tutupnya.(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai topik dan menjaga etika sopan-santun