• Jelajahi

    Copyright © Nusantara Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Ketua DPR Aceh Diminta Jadi 'Pendingin' Jelang Meugang di Aceh

    20 Februari 2025, Februari 20, 2025 WIB Last Updated 2025-02-20T16:21:00Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Nusantaramaju.com - Mantan kombatan GAM yang juga ketua Kelompok Tani Maheng, Jafar Maheng, meminta Ketua DPR Aceh untuk tidak latah ke media massa terkait persoalan internal di Pemerintah Aceh.


    Salah satunya, adalah kritik terbuka Ketua DPR Aceh terkait pengangkatan Alhudri sebagai plt Sekda Aceh. Hal ini disampaikan Jafar Maheng kepada wartawan, Kamis 20 Februari 2025.


    "Ketua DPR Aceh harus menjadi pendingin menjelang 'meugang' bulan Ramadhan. Harus tenang dan jangan panik," ujar Jafar Maheng.

     

    "Saya kecewa dengan statement ketua DPR Aceh di depan public. Seharusnya etika sebagai ketua DPR Aceh dan satu partai pula dengan Gubernur Aceh harus berkonsultasi dulu dengan Muallem dan Dek Fadh."katanya lagi.

     

    "⁠Jangan asal bicara. Ini menunjukkan kita tidak solid. Dan tidak baik bagi sebuah jalannya pemerintahan (good goverment). Ketua DPR Aceh tidak boleh merasa memenangkan Mualem-Dek Fadh sendiri. Karena kita cek hasil pemilu di Kecamatan Domisili ( Red : Samalanga ) Ketua DPR Aceh Muallem-Dek Fadh kalah," katanya menjelaskan.


    Sebelumnya diberitakan komparatif.id. Pengangkatan Alhudri sebagai Plt Sekda Aceh tidak melalui mekanisme yang seharusnya. Demikian disampaikan Ketua DPRA Zulfadli,A.Md, Rabu (19/2/2025). 


    Menurut Zulfadli, pengangkatan Alhudri sebagai Plt Sekda Aceh cacat prosedur, sehingga tidak sah, dan batal demi hukum.


    Politisi Partai Aceh tersebut mengatakan proses penerbitan SK seharusnya berdasarkan perintah dari Gubernur Aceh dan Sekda Aceh. Akan tetapi penerbitan SK terhadap Alhudri tidak melalui proses tersebut.


    Kemudian penerbitan SK kepada mantan Kadis Pendidikan Aceh tersebut tidak melalui telaah staf. Hal itu dapat dibuktikan dengan tidak adanya paraf Kepala Badan Kepegawaian Aceh (BKA) dan Asisten III Setda Aceh pada lembaran surat keputusan.


    Karena SK itu tidak menggunakan paraf BKA, maka kop surat bukan dari Badan Kepegawaian Aceh. “Hasil penelusuran yang saya lakukan, BKA tidak pernah memproses SK yang diserahkan Wagub Dek Fadh kepada Alhudri,” sebut Zulfadli seperti ditulis koparatif.id. (Red.06)

    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Berkomentarlah sesuai topik dan menjaga etika sopan-santun